Dengan berbekal satu koper kecil dan satu ransel penuh berisi kamera, lensa, extra battery dan peralatan foto yang lainnya, Jazz Pasay pergi berburu foto ke Cambodia.
Sebelum pergi ke candi Angkor, Jazz singgah selama satu minggu di Phnom Penh, ibu kota negara Cambodia.
Negara yang terkenal karena film "Killing Field" ini memang masih penuh dengan peninggalan peninggalan masa suram komunisme era tahun 1970an.
Setelah puas menjajaki kota Phnom Penh, Jazz terbang ke kota kecil Siem Riep yang jauhnya hanya 30 menit menggunakan pesawat kecil bermodel baling baling. Karena jarak yang di tempuh pendek, tentu saja pesawat kecil yang menuju sana terbang rendah. Alhasil, terasa sekali goncangan2 akibat turbulence. Untungnya, Jazz tiba di tempat dengan selamat.
Di kota kecil Siem Riep itu, dia menginap di hotel2 kecil dekat pasar utama sungai Siem Riep. Kompleks candi Angkor di tempuh dalam waktu 1 jam mengendarai tuk tuk, semacam bajaj di Jakarta bermotor besar.
Karena luasnya candi ini, perjalanan mengelilingi candi tidaklah cukup di tempuh dalam 1 hari penuh.
Perjalanan menuju Angkor wat dari Siem Riep di tempuh selama 1 jam dengan Tuk tuk.
Untungnya candi ini adalah pemerintah Cambodia di bantu dana dunia tentang pelestarian bangunan2 purbakala memperbaiki seluruh candi dari kepunahan.
Entah itu ancaman iklim cuaca maupun faktor2 perusakan oleh manusia.
Untungnya pergi di bulan November adalah bulan ini adalah musim hujan. Jadinya, tidak terlalu gersang dan kita bisa melihat keindahan danau buatan sekitar candi.